
Deteksi Kanker Mandiri di Laboratorium, Cek Waktu yang Dianjurkan
Spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Andhika Rachman, memastikan orang dengan keluarga memiliki riwayat kanker tidak perlu melakukan deteksi kanker di laboratorium secara mandiri. Hal yang sama berlaku juga pada orang yang penasaran dan ingin memastikan atau mendeteksi ada atau tidaknya kanker di dalam tubuh secara mandiri.
“Pemeriksaan darah untuk kanker atau tumor di laboratorium itu hanya boleh dilakukan jika diminta oleh dokter. Jangan dilakukan sendiri karena saat mendapatkan hasilnya bisa jadi Anda bingung. Begitu ada hasilnya yang tinggi akhirnya jadi parno dan stres. Ini bisa menimbulkan kekhawatiran. Oleh karena itu, untuk pemeriksaan mandiri itu tidak disarankan,” kata Andhika.
Ia menyarankan deteksi dini dilakukan oleh masyarakat dengan melakukan evaluasi atau mengecek adakah tanda-tanda gejala umum dan khusus kanker. Meski demikian, sebelum melakukan deteksi dini gejala kanker, masyarakat diminta mendaftar atau menyiapkan deretan kanker yang mungkin berisiko dialami dengan melihat silsilah riwayat kanker di keluarga.
Misalnya kakeknya pernah kanker usus, ibunya kanker serviks. Maka dua kanker itu perlu diwaspadai gejalanya lewat deteksi dini karena memang berpotensi besar berasal dari faktor keturunan. Setelah melakukan deteksi dini dan terdapat keluhan dari hasil pemeriksaan mandiri itu maka berkonsultasi ke dokter menjadi langkah yang penting untuk dilakukan.
Ketika melakukan deteksi dini sebagai pencegahan dan pengobatan untuk kanker, masyarakat disarankan melakukan riset yang mendalam untuk setiap aktivitas atau keputusan yang diambil dan jangan melakukan kegiatan yang berdasarkan pengalaman orang lain atau rumor saja.
“Jadi, baik keluarga ataupun pasien jangan melakukan sesuatu berdasar kata orang ini bagus, kata orang ini manfaatnya besar. Manfaatkan teknologi baca yang dan cari tahu kebenarannya. Lalu, jika pada saat berkonsultasi ke dokter siapkan daftar pertanyaan sehingga hal-hal yang membuat penasaran seputar kondisi kesehatannya, bapak ibu bisa dapat jawaban dari orang yang benar,” jelas Andhika.
Terakhir ia pun berpesan untuk mencegah semakin meningkatnya angka kasus kanker, masyarakat diminta untuk tetap menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat danseimbang. Di Indonesia, kanker paling sering timbul karena gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat dan teratur.
“Jangan stres, kita harus selalu berpikiran positif. Jika ternyata setelah diperiksa benar kanker, maka kita harus terus berpikiran positif setelah pengobatan pasti kembali pulih dan sehat. Kedua, jangan lupa tetap beraktivitas fisik secukupnya, pastikan berat badan terjaga dengan ideal. Ketiga, terus konsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Kalau di tengah pandemi seperti saat ini konsumsi juga makanan yang meningkatkan imun tubuh dengan makanan mengandung protein tinggi,” paparnya.

