Tekno

Berita Terkini Gunung Api: Dieng Muntahkan Lumpur, Kebakaran di Gunung Ile

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung mencatat kejadian semburan lumpur di sebuah kawah pegunungan Dieng. Sementara di Nusa Tenggara Timur, lontaran lava pijar gunung api membakar hutan di lereng dan sekitar puncak.

Petugas pos pengamatan gunung api melaporkan muntahan lumpur terjadi di Kawah Siglagah pegunungan Dieng pada 30 Juli 2021. Kawah itu berada di wilayah Dusun Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dari laman PVMBG, Pusat semburan lumpur itu berada di tebing sebuah bukit dengan radius kurang dari 10 meter.

Mengarah ke utara, tinggi semburan lumpur itu berkisar 1-3 meter. Suara dentuman lemah ikut mengiringi dan kadang terdengar hingga jarak 100 meter dari sumber semburan. Sejauh ini tingkat aktivitas Gunung Dieng masih Level I (Normal) sejak 2 Oktober 2017.

Berdasarkan analisis PVMBG, semburan lumpur itu tidak diawali oleh kenaikan gempa-gempa vulkanik yang signifikan. Kondisi itu menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan. Semburan yang terjadi disimpulkan lebih diakibatkan oleh tekanan yang berlebihan dan aktivitas permukaan kawah.

Berdasarkan sifat dan karakteristik kawah-kawah di komplek Gunung Dieng, menurut PVMBG, potensi ke arah letusan freatik di Kawah Siglagah masih bisa terjadi seketika berupa semburan material lumpur di sekitar kawah. PVMBG menyarankan masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di sekitar area Kawah Siglagah, untuk menghindari ancaman semburan lumpur dan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.

Sementara itu, Gunung Ile Lewotolok, atau Ili Lewotolok, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi pada 28 dan 30 Juli 2021. Letusan yang disertai dentuman kuat itu melontarkan lava pijar ke berbagai arah. Jauhnya berkisar 700-800 meter hingga mencapai 1 kilometer ke arah tenggara. Ini yang menyebabkan kebakaran hutan di lereng gunung dan sekitar puncak terbakar.

Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok menurut PVMBG masih tinggi dan berada pada Level III (Siaga) sejak 29 November 2020. Kebakaran hutan masih berpotensi dari lontaran lava pijar saat erupsi. Potensi bahaya lain dari letusannya yaitu hujan abu, longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas, gas vulkanik beracun di daerah kawah, dan aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung saat hujan.

Masyarakat sekitar diminta mewaspadai berbagai potensi letusan gunung api itu dan siapa pun dilarang berkegiatan dalam radius 3 kilometer dari puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *